SEJARAH
SINGKAT KABUPATEN CIANJUR
Sejarah Kabupaten Cianjur sangat sedikit diketahui, akan tetapi
menurut cerita-cerita dari orang tua, daerah Kabupaten Cianjur dahulunya
adalah termasuk kedalam wilayah
Kerajaan Pajajaran.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kepercayaan masyarakat Cianjur yang
sama dengan masyarakat pada jaman kerajaan pajajaran yang banyak mengenal
kebudayaan hindu.
Asal usul Kabupaten Cianjur diketahui setelah masuk pengaruh Islam ke
Cianjur dari
Kesultanan Banten kira-kira abad XV.
Bupati pertama Cianjur bernama
Wiratanu I yang memerintah kira-kira abad XVII berpusat di
Cikidul-Cikalong Kulon 20km sebelah utara Kabupaten Cianjur sekarang. Kemudian dipindahkan oleh
Bupati Wiratanu II ke tepi sungai dan jalan raya yang telah dibuat oleh
Daendels antara
Anyer - Panarukan yaitu Kota Cianjur sekarang.
Kota Cianjur menjadi Kota
Keresidenan Priangan pada masa
Raden
Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi
Pelabuhan Ratu sebelah
barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban
Perahu sebelah timur, dan Samudra Indonesia sebelah selatan.
Kemudian pada masa Bupati
R.A.A Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi
Cikole sebelah barat,
Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan
dipindahkan ke Bandung.
Perkebunan karet dan teh merupakan akibat dari sistem tanam paksa (
cultur
stelsel).
Perkebunan tersebut merupakan tempat hiburan akhir pekan bagi asisten
residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur dan cenderung
membuat rumah didaerah Cipanas-Puncak.
GEOGRAFIS Secara Geografis, Kabupaten Cianjur terletak pada
106.
25o -107. 25o Bujur Timur dan 6.21o -
7.32o Lintang Selatan dengan batas-batas administratif
:
- Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta.
- Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.
- Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut.
Luas wilayah Kabupaten Cianjur +/- 3.501,48 km2 terbagi dengan ciri topografi
sebagian besar berupa daerah
pegunungan, berbukit-bukit dan sebagian
merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0 s/d 2.962 meter diatas
permukaan laut (Puncak Gunung Gede) dengan kemiringan antara 1% s/d 15%.